ABOUT US

Foto saya
VISI : menjangkau jiwa bagi Tuhan Yesus, dalam Filipi 2:10-11: ”Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang di atas bumi dan yang di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemuliaan Allah Bapa! ” MOTTO : "Hati untuk melayani” MISI nya adalah sebagai berikut : a. Untuk menjangkau generasi bagi Tuhan Yesus b. Untuk membina kerohanian generasi agar bertumbuh dalam Kristus : (1) Mengadakan persekutuan/ibadah atau kelompok sel di Lembaga Pendidikan, Lembaga Pemasyarakatan dsb. (2) Menyampaikan kesaksian dalam bentuk vocal Grup, drama, dan cerita sekolah minggu untuk anak-anak. (3) Mengadakan pembinaan mis. Retreat, Rekreasi Rohani, KKR, Konser Rohani, dsb. c. Untuk menjadi berkat bagi banyak orang : (1) Mengadakan Bakti Sosial di Lembaga Sosial dll (2) Menerbitkan dan membagikan buletin rohani yang diberi nama Ex’eqesa IPK yang merupakan salah satu karya dari Heart Ministry creative tim.

Senin, 28 Juni 2010

MENJADI PRIBADI YANG BERHATI MULIA

Syalom… bagaimana kabar kita dalam minggu ini? Jawaban yang seharusnya ialah luar biasa. Sudahkah kita melihat sejenak lingkungan sekitar kita? Zaman sekarang ini kebanyakan kasih setiap orang sudah pudar. Orang lebih mementingkan kepentingan sendiri. Masing-masing sibuk dengan kegiatan dan pekerjaannya. Sehingga kita lupa, ternyata kita hidup pada lingkungan sosial yang bermasyarakat. Lingkungan yang harus saling memperhatikan. Tidak mudah menemukan orang yang tulus hati dan mulia. Namun seorang yang bernama Yusuf Arimatea tidaklah demikian. Ia memiliki hati yang mulia dan dapat menjadi contoh bagi kita semua. Ada beberapa kunci menjadi pribadi yang berhati mulia yakni :

1. Semakin Meninggi semakin merendah
Yusuf Arimatea berasal dari Arimatea. Ia adalah seorang yang kaya (Mat 27:57), pekerjaannya ialah sebagai anggota Majelis Besar yang terkemuka (Mark 15:43). Namun ia yang menurunkan mayat Tuhan Yesus dan mengapaninya. Yusuf Arimatea memiliki kekayaan dan jabatan yang terkenal, tetapi ia melakukan pekerjaan yang bagi kebanyakan orang sulit dilakukan yaitu mengurus mayat.
Salomo yang adalah seorang Raja yang terkenal dengan harta yang melimpah namun ia menulis dalam Amsal 22:1 ”Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar...”
Demikian dengan hidup setiap kita, mungkin kita tidak penuh dengan harta yang melimpah tetapi kita memiliki kedudukan, jabatan, orang yang disegani, orang yang paling cakap karena berpengetahuan lebih, seorang pimpinan, seorang yang sukses dan terkenal. Semuanya boleh kita miliki, namun Tuhan mau kita tetap bersikap seperti Yusuf Arimatea. Semakin meninggi semakin merendah sama artinya dengan kerendahan hati. Tidak mudah untuk rendah hati, tetapi setiap orang yang percaya dituntut akan hal ini. Roh Kudus yang memberi kemampuan kepada kita untuk dapat menjadi seorang yang rendah hati. Punya harta yang banyak, punya nama, jabatan semua itu boleh kita miliki ’No Problem”. Ingatlah!... Semakin meninggi semakin merendah.

2. Memiliki Keberanian dan Sikap Hormat
Yusuf Arimatea berani menghadap Pilatus (Gubernur Palestina yang menghukum Yesus disalib) dan meminta mayat Yesus (Mrk 15:43). Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis waktu itu (Luk 23:51). Dalam Yoh 19:38 dikatakan bahwa Yusuf Arimatea sembunyi-sembunyi karena takut. Akan tetapi kata ”sembunyi-sembunyi” sesungguhnya berarti ”menghormati” (kata aslinya ”phobon”). Yusuf Arimatea berani meminta mayat Yesus dan ia menghormati keputusan tentang hukuman Yesus.
Seorang pemberani adalah seorang yang dapat menghargai dan menghormati bukan karena otot yang kekar. Seorang pemberani adalah orang yang tidak takut menghadapi masa depan.

Apakah kita seorang pemberani?... Allah mau kita menjadi orang yang berani tapi bukan berani karena kuat. Ia ingin kita berani menghadapi masalah, berani mengahadapi masa depan, dan berani mengahadapi kegagalan. Allah menanungi kita dengan kuasaNya, maka itu jangan kita takut dan gentar. Jadilah...seorang yang berani dan yang dapat menghormati.
Apabila kita bekerja dengan jujur berarti kita berani dan menghormati kepintaran.
Apabila kita berbicara dengan lemah lembut berarti kita berani dan menghormati tata krama.
Apabila kita tepat waktu dalam pekerjaan berarti kita berani dan menghormati tanggung jawab.
Apabila kita mengakui kesalahan berarti kita berani dan menghormati diri sendiri.
Apabila kita melawan kekecewaan berarti kita berani dan menghormati hidup.
Apabila kita melawan dosa berarti kita berani dan menghormati Allah.

3. Sebagai Murid yang Memiliki Hati
Yusuf Arimatea adalah seorang yang baik dan benar (Luk 23:50). Ia adalah murid Yesus yang menanti-nantikan Kerajaan Allah (Mat 27:57; Yoh 19:38; Mark 15:43). Hati yang dimiliki oleh Yusuf Arimatea adalah:

a. Mengutamakan Perkara Rohani
Sebagai murid, ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Dalam bahasa aslinya ”mau berada atau tinggal bersama Allah”. Yusuf Arimatea memiliki kerinduan bersekutu di dalam Kristus.
Daud menulis ”Sebab lebih baik satu hari di pelataranMu, daripada seribu hari di tempat lain (Maz 84:11a).”
Bagaimana dengan kita? Apakah kita rindu bersekutu dengan Tuhan kita? Sudahkah kita mengutamakan perkara-perkara Kristus (Kol 3:1-3)?... Atau kita merasa bosan berada di hadirat Tuhan dengan duduk dan menyembah Dia? Saudara...Jangan sampai hobi, kesenangan, kegemaran kita lebih di utamakan. Jangan sampai pekerjaan, kegiatan, ataupun keluarga/urusan rumah tangga menjadi yang utama dalam hidup kita. Tuhan Yesus menginginkan setiap pribadi lebih mengutamakan Dia. Allah mau kita senang dan suka akan hadiratNya karena berada dekat Allah ada kekuatan dan sukacita serta penghiburan. Tidak ada tempat lain yang dapat kita temukan seperti di dalam Yesus. Jadi...Siapa yang akan kita utamakan?
Mari miliki hati yang mengutamakan Kristus dan perkara-perkara rohani.

b. Hati yang Peduli
Dalam keempat Injil mencatat bahwa Yusuf Arimatea yang mengurus mayat Yesus. Yusuf Arimatea begitu perduli dengan Yesus. Ia lebih mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri. Ia perduli akan keadaan orang lain.
Alkitab juga menceritakan seorang Samaria menolong orang yang dirampok di jalan. Padahal sebelumnya ada seorang Lewi dan Imam yang lewat di jalan itu. Orang Lewi dan Imam adalah orang-orang yang melayani di dalam Bait Allah. Namun, seorang Samaria yang dikenal berasal dari kaum kafir dan penjahat inilah yang lebih perduli akan sesamanya (Luk 10:33).

Apakah kita perduli dengan sesama? Sudahkah kita menolong orang di sekitar yang kesulitan? Sudahkah kita memberi semangat kepada mereka yang patah semangat? Kepedulian mendatangkan sukacita yang tak terkatakan. Kepedulian menghasilkan lingkup persahabatan yang luas.

Jangan hanya berpikir saja. Mari menjadi pribadi yang berhati mulia. Tuhan Yesus Memberkati. Amin.


Oleh : Yulian K. Takarendehang, S.Th

Tidak ada komentar:

Posting Komentar