Tuhan memanggil seseorang dalam ladang pelayanannya dengan cara yang unik dan keunikannya sulit ditulis dalam sebuah difinisi. Misalnya; Keduabelas murid itu direkrut dengan cara dan dari latarbelakang yang berbeda-beda. Ada yang pintar, ada yang biasa-biasa saja. Ada yang dinamis tetapi ada juga yang lamban. Ada yang pro-aktif dan ada juga yang pasif, tetapi semua diterima sebagai murid dan ia mau supaya semua murid itu melayani seperti dirinya yaitu seperti Yesus.
Seperti apa hati Yesus??. Hatinya begitu murni sedangkan kita penuh dengan kepentingan diri sendiri; Ia tenang kita selalu gelisah; Ia melihat segalanya dari kacamata rohani sedangkan kita serba jasmani. Rasul Petrus menjadi saksi mata dan menggambarkannya sebagai ”anak domba yang tak bercela” (1 Petrus 1:19) itu juga yang mendorong Rasul Paulus berkata kepada orang Filipi ” hendaklah kamu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5) Betapa sulitnya kata-kata itu diterapkan dijaman ini. Yesus melayani murni untuk kepentingan ’kerajaan Allah’ tetapi tidak sedikit hambanya dimasa kini melayani untuk ’kerajaannya sendiri’. Yesus Kristus memperlihatkan muzijatnya kepada manusia agar manusia mengenal Allah, tetapi hambanya dimasa kini ’melakukannya’ untuk memperkenalkan diri dan kelompok atau sinodenya -tidak melayani seperti Yesus.
Jika Yesus mau, bisa ! dimasa penjelmaannya ia mengadakan sarana pelayanan serba mewah; Kereta kuda Emas, lengkap dengan pengawal dan para malaikat jadi pelayannya. Tetapi apa yang dikatakannya sangat sulit diterima oleh telinga kita masa kini, katanya: ”serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk membaringkan kepala-Nya” (Lukas 9:58) Ayat ini pasti tidak mengajarkan kepada kita untuk anti terhadap materi, Yesus juga memerlukan makan, minum dan fasilitas pelayanan. Untuk itu, Ia juga memerlukan uang, tetapi Ia mau agar kita bersyukur atas semua yang ada dan tidak menjadi ’hamba uang’. Melayani tanpa beban, berbicara tanpa hambatan. Siap berkorban. Inilah yang disebut ”Melayani seperti Yesus”. GBU.......
Oleh : Pdt. Mesakh Amen, S.Th
Seperti apa hati Yesus??. Hatinya begitu murni sedangkan kita penuh dengan kepentingan diri sendiri; Ia tenang kita selalu gelisah; Ia melihat segalanya dari kacamata rohani sedangkan kita serba jasmani. Rasul Petrus menjadi saksi mata dan menggambarkannya sebagai ”anak domba yang tak bercela” (1 Petrus 1:19) itu juga yang mendorong Rasul Paulus berkata kepada orang Filipi ” hendaklah kamu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5) Betapa sulitnya kata-kata itu diterapkan dijaman ini. Yesus melayani murni untuk kepentingan ’kerajaan Allah’ tetapi tidak sedikit hambanya dimasa kini melayani untuk ’kerajaannya sendiri’. Yesus Kristus memperlihatkan muzijatnya kepada manusia agar manusia mengenal Allah, tetapi hambanya dimasa kini ’melakukannya’ untuk memperkenalkan diri dan kelompok atau sinodenya -tidak melayani seperti Yesus.
Jika Yesus mau, bisa ! dimasa penjelmaannya ia mengadakan sarana pelayanan serba mewah; Kereta kuda Emas, lengkap dengan pengawal dan para malaikat jadi pelayannya. Tetapi apa yang dikatakannya sangat sulit diterima oleh telinga kita masa kini, katanya: ”serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk membaringkan kepala-Nya” (Lukas 9:58) Ayat ini pasti tidak mengajarkan kepada kita untuk anti terhadap materi, Yesus juga memerlukan makan, minum dan fasilitas pelayanan. Untuk itu, Ia juga memerlukan uang, tetapi Ia mau agar kita bersyukur atas semua yang ada dan tidak menjadi ’hamba uang’. Melayani tanpa beban, berbicara tanpa hambatan. Siap berkorban. Inilah yang disebut ”Melayani seperti Yesus”. GBU.......
Oleh : Pdt. Mesakh Amen, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar