ABOUT US

Foto saya
VISI : menjangkau jiwa bagi Tuhan Yesus, dalam Filipi 2:10-11: ”Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang di atas bumi dan yang di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemuliaan Allah Bapa! ” MOTTO : "Hati untuk melayani” MISI nya adalah sebagai berikut : a. Untuk menjangkau generasi bagi Tuhan Yesus b. Untuk membina kerohanian generasi agar bertumbuh dalam Kristus : (1) Mengadakan persekutuan/ibadah atau kelompok sel di Lembaga Pendidikan, Lembaga Pemasyarakatan dsb. (2) Menyampaikan kesaksian dalam bentuk vocal Grup, drama, dan cerita sekolah minggu untuk anak-anak. (3) Mengadakan pembinaan mis. Retreat, Rekreasi Rohani, KKR, Konser Rohani, dsb. c. Untuk menjadi berkat bagi banyak orang : (1) Mengadakan Bakti Sosial di Lembaga Sosial dll (2) Menerbitkan dan membagikan buletin rohani yang diberi nama Ex’eqesa IPK yang merupakan salah satu karya dari Heart Ministry creative tim.

Selasa, 29 Juni 2010

MENGENAL AUTIS

By : Agnes Natalia Takarendehang, S.Pd
(Dari Berbagai Sumber)


Pada masa perkembangan anak dari mulai dalam kandungan hingga masa dewasa, selalu ada kemungkinan buah hati kita mengalami gangguan perkembangan. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan betul perkembangan buah hatinya dan mengetahui cara-cara menghadapinya. Sebab, tak jarang orangtua yang rutin mengikuti perkembangan anak pun masih saja kelabakan ketika sang buah hati divonis mengalami gangguan perkembangan.
Autis merupakan salah satu kelompok dari gangguan pada anak yang ditandai munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial dan perilakunya. Istilah autisme berasal dari kata “autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang berarti paham. Ini berarti bahwa autisme memiliki makna keadaan yang menyebabkan anak-anak hanya memiliki perhatian terhadap dunianya sendiri.
Banyak faktor yang diduga sebagai pemicu munculnya gejala autisme, misalnya polusi bahan beracun dari lingkungan, bahan-bahan yang mengandung etil merkuri sebagai pengawet, dan berbagai macam alergi. Berikut ini beberapa dugaan penyebab autisme dan diagnosis medisnya:

1. Konsumsi Obat Pada Ibu Menyusui
Semua obat yang dikonsumsi ibu menyusui akan dikeluarkan melalui ASI dalam kadar rendah atau tinggi, sehingga obat tersebut dapat masuk ke tubuh bayi. Oleh karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari untuk mengkonsumsi obat-obatan yang tidak begitu perlu, seperti jamu pegal linu, obat sakit kepala atau obat batuk. Minumlah obat yang memang sangat diperlukan untuk menyembuhkan suatu penyakit dan obat harus diresepkan oleh dokter.

2. Gangguan Susunan Saraf Pusat
Di dalam otak anak autis ditemukan adanya kelainan pada susunan saraf pusat di beberapa tempat. Pada anak autis, terdapat pengurangan jumlah sel purkinje di dalam otak. Akibatnya, produksi serotonin berkurang. Hal ini menyebabkan kekacauan pada prosses penyaluran informasi antar otak. Selain itu, ditemukan adanya kelainan struktur pada pusat emosi di dalam otak, sehingga emosi anak autis sering terganggu.

3. Gangguan Metabolisme
Asa hubungan antara gangguan pencernaan dengan gejala autis. Suntikan sekretin dapat mengurangi gangguan pencernaan.

4. Peradangan Dinding Usus
Sejumlah anak penderita gangguan autis, umumnya memiliki pencernaan buruk dan ditemukan adanya peradangan usus. Peradangan tersebut diduga disebabkan oleh virus. Mungkin ini berasal dari virus campak. Hal inilah yang mengakibatkan banyak orangtua menolak Imunisasi MMR (Measles, Mumps,Rubella) karena diduga menjadi penyebab autis pada anak. Penemuan ini diperkuat dengan sejumlah riset ahli medis lainnya.

5. Faktor Genetika
Gejala autis pada anak disebabkan oleh faktor turunan. Setidaknya telah ditemukan dua puluh gen yang terkait dengan autisme. Akan tetapi, gejala autisme baru bisa muncul jika terjadi kombinasi banyak gen. Autisme bisa saja tidak muncul meskipun anak membawa gen autisme. Jadi ini memerlukan faktor pemicu lain.

6. Keracunan Logam Berat
Belakangan ini banyak beredar makanan ringan dan aneka mainan yang mengandung bahan logam berat. Kandungan logam berat ini diduga sebagai penyebab kerusakan pada anak autis. Hal ini bisa saja terjadi karena adanya sekresi logam berat dari tubuh secara genetis. Beberapa logam berat seperti Arsenik (As), Antimon (Sb), Kadmium (Cd), Air raksa (Hg) dan Timbah (Pb) adalah racun otak yang sangat kuat. Kemungkinan lain anak autis disebabkan karena keracunan merkuri.

Autisme yang sering melanda anak-anak sudah tampak sebelum anak tersebut mencapai umur 3 tahun. Adapun ciri-ciri autisme pada masa anak-anak adalah:

1. Komunikasi
Kualitas komunikasinya tidak normal. Hal ini ditunjukkan dengan ciri-ciri berikut ini:
a. Perkembangan bicaranya terlambat atau sama sekali tidak berkembang.
b. Tiadak adanya usaha untuk berkomunikasi dengan gerak atau mimik muka untuk mengatasi kekurangan dalam kemampuan bicara.
c. Tidak mampu untuk memulai suatu pembicaraan atau memelihara suatu pembicaraan dua arah yang baik.
d. Bahasa tidak lazim yang diulang-ulang (echolalia) atau stereotip.
e. Tidak mampu untuk bermain secara imajinatif. Biasanya permainannya kurang variatif.

2. Interaksi Sosial
a. Kegagalan untuk bertatap mata, menunjukkan ekspresi facial, postur dan gerak tubuh untuk berinteraksi dengan layak.
b. Kegagalan untuk membina hubungan sosial dengan teman sebaya.
c. Ketidakmampuan untuk berempati dan membaca emosi orang lain.
d. Ketidakmampuan secara spontan mencari teman untuk berbagi kesenangan dan melakukan sesuatu bersama-sama.

3. Perilaku
Aktivitas, perilaku serta interesnya sangat terbatas, diulang-ulang dan stereotip.
a. Adanya suatu kelekatan pada rutinitas atau ritual yang tidak berguna.
b. Adanya suatu preokupasi yang sangat terbatas pada suatu pola perilaku yang tidak normal misalnya duduk di pojok sambil menghamburkan pasir seperti air hujan yang bisa dilakukan berjam-jam.
c. Adanya gerakan motorik aneh juga diulang-ulang seperti menggoyang-goyangkan badan, geleng-geleng kepala.

4. Gangguan Sensoris
a. Sangat sensitif terhadap sentuhan seperti tidak suka di peluk.
b. Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga.
c. Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda.
d. Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut.

5. Pola Bermain
a. Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya.
b. Tidak suka bermain dengan anak sebayanya.
c. Tidak bermain sesuai fungsi mainan.
d. Menyenangi benda-benda yang berputar seperti kipas angin, roda sepeda.
e. Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan di bawa ke mana-mana.

6. Emosi
a. Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan.
b. Temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya.
c. Kadang suka menyerang dan merusak, berprilaku yang menyakiti dirinya sendiri.

Selain ciri-ciri di atas, anak yang mengalami autis juga menunjukkan gejala gangguan sensori yaitu adanya kebutuhan untuk menggigit benda serta cenderung tidak suka dibelai dan dipeluk sekalipun oleh orang tua mereka.


- The End -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar