ABOUT US

Foto saya
VISI : menjangkau jiwa bagi Tuhan Yesus, dalam Filipi 2:10-11: ”Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang di atas bumi dan yang di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemuliaan Allah Bapa! ” MOTTO : "Hati untuk melayani” MISI nya adalah sebagai berikut : a. Untuk menjangkau generasi bagi Tuhan Yesus b. Untuk membina kerohanian generasi agar bertumbuh dalam Kristus : (1) Mengadakan persekutuan/ibadah atau kelompok sel di Lembaga Pendidikan, Lembaga Pemasyarakatan dsb. (2) Menyampaikan kesaksian dalam bentuk vocal Grup, drama, dan cerita sekolah minggu untuk anak-anak. (3) Mengadakan pembinaan mis. Retreat, Rekreasi Rohani, KKR, Konser Rohani, dsb. c. Untuk menjadi berkat bagi banyak orang : (1) Mengadakan Bakti Sosial di Lembaga Sosial dll (2) Menerbitkan dan membagikan buletin rohani yang diberi nama Ex’eqesa IPK yang merupakan salah satu karya dari Heart Ministry creative tim.

Selasa, 29 Juni 2010

Awal mula pembukaan Pos PI Gereja Kristen Alkitab Indonesia (GKAI) Sungai Tempayan, desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya


Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang terus menyertai pelayanan Pos PI di Sungai Tempayan sampai sekarang. Pelayanan ini diawali dengan pertemuan mahasiswa STII Pontianak (Yohanes Ambas) dengan seorang yang diinjili bernama Akuang. Pada saat itu kira-kira bulan September 1992. Mereka bertemu di Perumnas III Tanjung Hulu. Dalam penginjilan, anak itu menerima Yesus dan mengajak berkunjung ke Sungai Tempayan. Kira-kira bulan Oktober 1992, kami pergi dengan menumpang kapal motor dari Kapuas Indah menyusuri Sungai Landak dan sampailah di Sungai Tempayan.

Kami memulai penginjilan dari keluarga Bapak Asun (beliau baru saja meninggal dunia). Semakin lama penginjilan kami semakin berkembang. Terjadilah kasak kusuk dalam masyarakat. Supaya tidak ada gejolak yang lebih besar kami cepat mengurus surat ijin dari Kepala Desa yang diketahui oleh Camat Sungai Ambawang. Orang-orang Muslim yang tidak senang Kristen masuk di Sungai Tempayan mulai mencari tanda tangan diantara mereka yang sam-sama tidak setuju Kristen masuk ke daerah tersebut. Salah satu diantara mereka memanggil ustad untuk ceramah di Masjid bahwa mereka terang-terangan menentang suku Tionghoa di tempat itu dikristenkan. Dalam situasi rawan, saya menanggapinya dengan kepala dingin dan ramah kepada mereka.


Pada suatu hari para pemuda bermaksud untuk memukuli saya, puji Tuhan karena niat mereka telah tercium oleh Bapak Idil Sugiri, Babinsa desa Mega Timur (sekarang sudah meninggal dunia), sehingga Babinsa tersebut mengawal saya pelayanan hari itu. Sesudah pulang sampai di Siantan, Bapak tersebut memanggil saya dan memberitahukan bahwa saya akan dipukuli oleh pemuda di Sungai Tempayan. Akibat dari intimidasi mereka, pemilik rumah yang saya pakai rumahnya untuk ibadah, menjadi takut, dan akhirnya saya mengajak anak-anak untuk pindah ke kebun di belakang rumah, sambil berdoa mencari rumah jika ada yang dikontrakkan. Tapi ternyata disana hanya ada rumah bekas toko yang atapnya sudah bocor. Kemudian saya mohon untuk memakai rumah itu kepada Bapak Akiu, pemilik toko dan beliau memperbolehkan saya memakai rumah tersebut dengan syarat saya harus mengganti atapnya. Sesudah atap rumah itu kami ganti, maka anak-anak pun pindah ke rumah itu.

Perkembangan pelayanan mulai merosot karena rumah yang kami pakai jauh dari tempat sebelumnya. Pada tahun 1995, pelayanan di Sungai Tempayan digantikan oleh Ev. Daud Kana, S.Th sampai pada tahun 1999, kemudian tahun 1999 diganti oleh Ev. Jonathan Bonasir, S.Th dan kemudian digantikan lagi oleh Ev. Filemon Alfeus. Pada tahun 2003 setelah saya kembali dari menyelesaikan program S2, maka Majelis Daerah menyerahkan kembali pelayanan GKAI Sungai Tempayan kepada saya. Pembangunan rumah yang kami selama ini adalah bangunan rumah yang ditinggalkan oleh Ev. Daud Kana, S.Th dan sekarang beliau menjadi gembala sidang di GKAI Bener, Jogjakarta.

Sampai sekarang Pos PI GKAI Sungai Tempayan dilayani oleh saya, yaitu Pdt. Samuel Tukirin, Th.M. Oleh karena kesehatan saya terganggu (kaki lemah), sampai saat ini saya dibantu oleh istri saya, Mahdalena Walgiyani, S.Th.

Puji Tuhan sekarang masyarakat Sungai Tempayan sudah dapat menerima kehadiran kami. Mohon dukungan doa. Pertama untuk penginjilan agar banyak jiwa bertobat, dan kedua renovasi rumah yang dindingnya mulai rusak (kayu mulai dimakan rayap).

Demikianlah kesaksian Pos PI GKAI Sungai Tempayan ini saya tulis.

Tuhan Yesus memberkati.



Oleh : Pdt. Samuel Tukirin, Th.M
Gembala Sidang GKAI Sungai Tempayan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar